Selasa, 10 Mei 2011

Pemuda Eropa Kagumi Nuansa Lingkungan SMPN 220


Pemuda dari negara Republik Ceko, Eropa, menyatakan kekagumannya pada salah satu sekolah utama program Jakarta Eco School, SMP Negeri 220 di Jakarta Barat. Kekaguman Martin Benda, pemuda simpatisan Tunas Hijau itu, disampaikan saat bersama Tunas Hijau mengunjungi sekolah Sabtu (23/4), saat banyak masyarakat Indonesia melakukan liburan panjang akhir pekan. “Saya kagum dengan sekolah ini, yang dengan lahan terbatas, namun warga sekolahnya bisa menciptakan suasana yang ramah lingkungan hidup,” kata Martin Benda sesaat berkeliling SMP Negeri 220 Jakarta Barat.
Kekaguman Martin Benda cukup beralasan. Di sekolah yang berlokasi di kawasan Jalan Mangga I, Duri Kepa, kebun Jeruk Jakarta Barat ini bisa dihadirkan Saung Kompos atau satu ruangan khusus untuk mengolah sampah organik menjadi kompos. Di kedua sisi belakang sekolah ini juga sudah mulai dihadirkan pertanian dengan memanfaatkan lahan sempit. Ada cukup banyak jenis sayuran yang ditanam di lahan pertanian sekolah ini. Beberapa jenis pepohonan buah dan pelindung juga cukup banyak dihadirkan di sekolah ini.
Kehadiran Martin Benda bersama Tunas Hijau di SMPN 220 Jakarta Barat pun dimanfaatkan pimpinan dan guru sekolah itu untuk berdiskusi lingkungan hidup dan penerapan pendidikan. Pada diskusi santai itu dijelaskan Martin Benda bahwa di Eropa, tiap semester hanya terdapat 4 atau 5 subyek pelajaran di sekolah. “Sistem ini tidak memberatkan siswa dan bisa membuat mereka fokus sampai pembahasan tuntas,” kata Martin Benda. Sedangkan di Indonesia, tiap semester bisa diajarkan 12 subyek/pelajaran.
Martin juga berbagi informasi bahwa sekolah gratis juga diberlakukan di sekolah-sekolah di Eropa termasuk negaranya. “Sekolah gratis itu diberlakukan bagi sekolah-sekolah negeri yang semua pembiayaannya ditanggung pemerintah,” kata Martin Benda. Ditambahkan Martin Benda bahwa lebih banyak masyarakat di Eropa yang memilih menyekolahkan anak-anak mereka di sekolah non pemerintah atau swasta meskipun tidak gratis dan membayar mahal. “Banyak masyarakat Eropa yang memilih alasan kualitas terjamin meskipun bayar mahal,” ujar Martin.
Martin Benda adalah pemuda yang lahir dan besar di negara Republik Ceko di Eropa. Dia menuntaskan studi masternya di salah satu perguruan tinggi di Brisbane di Australia. Setelah lulus S2 di Australia, Martin Benda menetap selama beberapa bulan terakhir di Singapura. Pada Januari – Februari 2010, Martin mengabdikan diri sebagai simpatisan Tunas Hijau. Bersama Tunas Hijau Martin melakukan pembinaan di beberapa sekolah dari beberapa kota/kabupaten di Jawa Timur untuk mewujudkan sekolah-sekolah peduli lingkungan hidup.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar